Ketika Saya

Ketika saya berada di Madinah dan Mekkah, saya sering memperhatikan gaya berpakaian para wanitanya. Wanita-wanita dari jazirah Arab sangat mudah ditandai dengan gaya pakaian serba longgar dan serba hitam dari kepala sampai kaki. Wanita-wanita dari India atau Pakistan dengan two-pieces-nya yang khas, atasan tunik sepanjang setengah betis+celana panjang+kain sari panjang yang dililitkan sebagai kerudung. Warna dan motifnya bermacam-macam. Satu yang bikin sama, karena semuanya tampak dekil, kumal dan lusuh . Tidak jarang ketika mereka sedang shalat di Masjidil Haram disuruh pindah posisi oleh wanita Arab karena terkesan jorok. Nah, ketika saya sedang berleyah-leyeh pada suatu siang yang panas di Hilton, saya melihat seorang gadis dengan cara berpakaian yang terkesan akrab di mata. Mengenakan atasan model babydoll berlengan pendek model puff dengan dalaman manset hitam dan bercelana panjang. Biasa banget kan dijumpai di Indonesia? . Setidaknya yang melintas dalam pikiran saya saat itu, 'Wah, orang Indonesia nih...' . Cukup mengejutkan dan menarik perhatian, di tengah lautan wanita berjubah panjang hitam, tiba-tiba ada satu orang yang berpakaian tapi seperti 'telanjang'...hahahaha... Biasanya, kalau ada wanita Arab yang melihat pasti langsung berkata, 'Siti Sarah! Haram!' Memang, kalau menurut saya, membedakan orang Indonesia dengan orang Arab sangat mudah. Lihat saja cara berpakaiannya. Orang Indonesia, kalaupun memakai gamis, tidak jarang warnanya cukup mencolok, merah, biru terang . Atau pergi ke Raudhah memakai celana panjang model skinny dengan atasan kaos lengan panjang sepanjang paha, dan berjilbab pendek *dia lupa kalau sedang berada di tanah suci dan bukannya di Indonesia*. Sudah pasti dianggap tidak sopan oleh askarnya dan disuruh keluar dengan sukses Sebenarnya tidak menjadi masalah dengan memakai pakaian berwarna terang, karena toh wanita-wanita Arab sendiri juga memakainya. Terbukti di semua mal yang menjual pakaian wanita banyak dijual gamis gaya maroko yang berwarna crong, dan juga berbagai baju dengan warna-warna mencolok mata, ungu, oranye, hijau stabilo, pink jreng. Tapi tetap saja, tidak umum melihat wanita Arab berkeliaran di jalan dengan pakaian berwarna mencolok mata. Lalu, kapan dong pakaian warna jreng-nya dipakai? Kalau saja bisa melihat apa yang ada di balik jubah hitam para wanita Arab... Yap, dibalik jubah hitam-serba-longgar-tidak-berbentuk itu ternyata wanita Arab juga modis lho. Dibalik jubah hitamnya, mereka tetap saja menggunakan jeans dan pakaian berwarna jreng tadi Satu lagi yang menjadi ciri khas wanita Indonesia, memakai lipstik berwarna merah terang . Untuk yang satu ini saya pernah melihat sendiri seorang wanita Arab menegur seorang wanita berlipstik merah menyala di dalam Masjidil Haram. Wanita Arab tadi menepuk pundak wanita berlipstik merah, kemudian menunjuk pada bibir si wanita sambil berkata, 'Haram!' . Allah menyukai keindahan. Wanita berdandan, itu tidak dilarang. Tetapi berdandanlah yang sewajarnya dan tidak berlebih-lebihan. Atau, kalau memang tetap ingin memakai lipstik berwarna merah menyala, jika keluar rumah menutup wajah dengan cadar hitam Tetapi ada juga wanita Indonesia yang tidak bisa dikenali di Arab. Wanita yang bekerja di Masjidil Haram atau para TKW, misalnya. Kenapa? Karena mereka sudah berpakaian layaknya wanita Arab, serba hitam dan memakai cadar. Anda baru akan tahu kalau mereka dari Indonesia ketika mereka membuka cadarnya dan menegur Anda, 'Dari Indonesia ya? Saya juga dari Indonesia.' Mengenai wanita Indonesia yang sangat mudah dikenali selama di Arab, saya pernah menanyakannya pada Abang. Saya, "Kenapa ya, kok orang Arab gampang banget nandain orang Indonesia?" Abang, "Soalnya orang Indonesia hidungnya pesek..." Hwahahahaha... Bisa jadi juga demikian. Tapi menurut saya yang paling khas tetap pada cara berpakaian dan berdandannya. Agak melenceng sedikit dari cerita yang tadi-tadi, ini cerita saya pada saat sedang ber-YM ria. Saya memang sudah lama sangat jarang ber-YM, dan tidak lagi pernah menampilkan foto di sana. Suatu ketika teman yang sedang ber-YM dengan saya ingin melihat tampang saya seperti apa. Dia, "Coba dong pasang foto kamu.' Saya, "Ga ah.' Dia, 'Kenapa? Kamu jelek ya? Ga usah malu, orang Indonesia kan memang banyak yang jelek.' Saya *hwahahahahahaha...* Jadi begitulah pembaca, menurut orang itu, mungkin, kalau ada segerombolan wanita cantik, lalu di antaranya ada satu yang jelek, sudah pasti itu orang Indonesia Sungguh, komentar orang itu membuat saya heran, kok bisa ya dia berkesimpulan seperti itu? Saya jadi berpikir, 'Ini orang seganteng apa sih?' . Ketika lawan bicara di YM tidak mau menampilkan foto dirinya, pasti dia punya alasan. Bisa jadi dia memang tidak punya foto yang bisa ditampilkan, atau dia tidak merasa perlu untuk menampilkan dirinya yang asli *toh di dunia per-chatting-an yang 'palsu' dan nipu tidak diharamkan *, atau dia malu *malu kan tidak berarti dia jelek*, atau dia melindungi dirinya dari orang-orang yang tidak dikenalnya. Herannya, banyak orang Arab yang mengira saya bukan orang Indonesia. Nah lho?! Mereka pikir saya orang Malaysia . Jangan tanya kenapa, saya sendiri tidak tahu kenapa mereka bisa sampai mengira saya orang Malaysia. Bahkan ada yang sampai ngotot dan mengatakan saya berbohong dengan mengaku dari Indonesia *yang tahu diri saya kan saya, kenapa situ yang ngotot?